Sakarat…! Sakarat…! Sakaratul maut…!
Dini hari itu,
seorang OB rebah di kamar mandi
diserang lemah jantungnya
yang menggugat nyawanya
Tengah malam
pulang dari sebuah hotel di KL
Bersama puan mudanya,
bersama mulut dan lidahnya
yang dinajisi alkohol
Dan banglonya di atas bukit
Puan muda menelifon doktor pribadi OB
Dan doktor berkejaran
bersama beg perubatannya
Dan sebatang jarum injeksen dibenamkan ke urat OB
Dan berombak-ombaklah nafasnya
Bergelombang dadanya
Dilambung nazak hempas-menghempas
Tujuh hari tujuh malam
OB bergelitikan
Golek gelentang di pembaringan
Dan seluruh dunia dan isinya
berkumpul di dalam kepalanya:
Bangloku!
Mercedesku!
Uangku dalam bank!
Saham-sahamku di syarikat-syarikat!
Rumah-rumah sewaku!
Pengarah-pengarah kuda-kudaku di padang lumba!
Padang golfku!
Anak-anakku di luar negeri!
Dan istri mudaku!
Nazak hempas-menghempas
pulas-memulas
dan pintal-memintal
Makan?
Geleng kepala!
Minum?
Geleng kepala!
Arak?
Geleng kepala!
Isteri muda?
Geleng kepala!
Mau ke padang lumba kuda?
Geleng kepala!
Mau pergi ke Genting Highland?
Geleng kepala!
Melancong ke Eropah?
Geleng kepala!
Ke Mekkah naik haji?
Geleng kepala!
Apa yang kau mau!
Oh, Tuhan panjangkan umurku
Panjang umur?
Berapa tahun kau mau?
Seratus tahun cukup?
Ya, seratus tahun!
Enam puluh tiga tahun tidak cukup?
Tak puas hidup?
Tidak kenyang makan maksiat?
Belum bosan mengumpul dosa?
Kau mau panjang umur lagi!
Sedetik lagi sakaratul maut datang
Sedetik lagi Izrail datang
Sedetik lagi malaikatul maut datang
Kau di ambang sakaratul maut
Kau nazak sekarang, wahai OB
Aku makin tegang
dan makin sendat nafas di dada
Kedinginan mulai mulai memanjat dan merayap kaki
Perlahan-lahan menjalar
ke seluruh jasad dan tubuhku
Aku dilambung resah, gelisah, keluh kesah
Keluhan dan rintihan:
Panas!
Dahaga!
Haus!
Panas!
Air tujuh lautan mau di teguk
Sebesar tujuh dunia kelaparan merobek usus-usus
Syaitan-syaitan datang berbondong-bondong
Menginjak-injak aku,
menggoda aku,
mau memurtadkan aku
: Nenekku datang,
Nenek!
Kau dahaga cucu? Kau lapar cucu? Mau air?
Ini bejana penuh air madu!
Kalau cucu mau masuk surga
minum air ini
Ibu!
Ibuku menggoyangkan buah susunya
Ini ibumu!
Air susu ini membesarkan kau, nak!
Buangkan Islam!
Matilah dalam agama Yahudi
Ayah!
Kau datang ayah
Matilah dalam agama Yahudi, wahai anakku,
Matilah dalam agama Kristian
Itulah agama yang membawa kau ke surga, katanya!
Ucaplah: Laa ilaaha illallaah!
Tidak! Tidak! Tidak…!
Ucaplah: Laa ilaaha illallaah!
Tidak! Tidak! Tidak…!
Rumahku!
Mercedesku!
Uangku dalam bank!
Saham-sahamku!
Kuda-kudaku!
Kolam mandiku!
Padang golfku!
Isteri-isteriku!
Dan duniaku!
Sakaratul maut pun datang
Pak lebai dari rumah setinggan
dipanggil oleh pemandu dengan mercedes
dan memanjat bukit ke bangloku
di puncak desir angin
Tapi lidahku telah kelu
Dan sakaratul maut kian detik tiba
Manusia-manusia berjubah hitam datang
Mari ikut kami!
Manusia-manusia berjubah hijau datang, membawa payung hijau.
Katanya: Mari ikut kami!
Cahaya putih datang
Datang sinar kuning
Datang kilatan hitam
Cahaya merah datang
Apa ini…?
Apa ini!
Aku sakaratul maut!
Kedinginan menjalar
merayap perlahan-lahan
dari ujung kaki ke ujung rambut
Dan kini seluruh jasadku diselimuti sejuk
Dan dingin singgah di tenggorokan
Kemudian datanglah malaikat maut diujung kepalaku
Hai, jiwa yang keji!
Keluarlah kepada kemurkaan Alloh!
Rohku berselerak ke seluruh tubuhku
Lalu
Innaa lillaahi wainnaa ilayhi raaji’uun
Malaikat-malaikat yang menunggu
Sesayup mata memandang
Dan menghamburlah bau bangkai
sebusuk-busuknya
Tuliskan suratannya dalam sijjin
pada bumi yang terbawah
Roh aku dicampakkan,
dikembalikan ke dalam jasad
Lalu datang dua orang malaikat
dan didudukinya aku
Siapa Tuhanmu?
Ah! Ah! Ah! Aku tidak tahu!
Apa agamamu?
Ah! Ah! Ah! Aku tidak tahu!
Siapa lelaki ini yag diutus kepadamu?
Ah! Ah! Ah! Aku tidak tahu!
Datanglah kepadaku
seorang lelaki yang huduh wajahnya,
buruk pakaiannya, busuk baunya!
Siapa engkau?
Akulah amalanmu yang keji!
Kini aku diazab
dan disiksa di dalam kubur
Menunggu!
Menunggu doa anak yang soleh
: Mana doa anakku seorang peguam?
Mana doa anakku seorang doktor?
Mana doa anakku seorang jurutera?
Mana doa anakku seorang arkitek?
Mana doa anakku seorang professor?
Mana…?
Mana…?
Mana…?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar